We have 231 guests and no members online
“Bu, itu apa?” tanya seorang anak kecil kepada sang ibu. “Itu namanya petir,” jawab ibu. “Kenapa bisa ada petir, Bu? Dan kenapa suaranya keras sekali?” Pertanyaan sambungan itu membuat kening ibunya berkerut, bingung harus menjawab apa.
Kejadian ini merupakan contoh sederhana untuk membedakan mana yang disebut dengan mengetahui dan mana yang disebut dengan memahami. Selama ini manusia sering belajar mengenai nama, definisi, atau hafalan belaka lainnya. Tapi ketika ditanya mengenai hal yang lebih dalam, mereka akan bingung harus menjawab apa. Setidaknya begitulah yang kini banyak terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Sistem pendidikan yang membuat orang merasa sudah mengetahui segala hal, padahal mereka hanya mengetahui permukaannya saja. “Paham semua?” merupakan pertanyaan guru setiap akhir kelas. Semua akan serentak menjawab, “Paham, Bu.” Bahkan tanpa mengetahui definisi paham yang sebenarnya. Generasi muda di Indonesia seharusnya diajarkan bagaimana mengolah sesuatu seperti lebah. Dalam konteks ini, mengolah informasi.
Para lebah mencari sari bunga dari banyak tanaman, kemudian mengumpulkannya, lalu mengolah sari bunga itu menjadi sesuatu yang sangat berharga: madu. Konsep memahami sesuatu adalah titik ketika seseorang dapat memiliki kemampuan untuk mengolah informasi tersebut menggunakan logika dan perasaannya, mengaplikasikannya, serta menjelaskan hal tersebut dengan kalimat mereka sendiri.
Tahu adalah permulaan. Semakin lama dipelajari, maka individu tersebut akan menyadari seberapa dalam lautan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu istilah ‘ilmu padi’ itu ada. Semakin orang mempelajari sesuatu, maka mereka akan semakin merasa kurang. Mereka akan
merasa belum mengetahui segalanya. Lalu mereka akan belajar sangat giat untuk dapat menguasai sebuah ilmu.
Terakhir, saya dahulu merupakan seseorang yang termakan sistem pendidikan di Indonesia. Saya merupakan orang yang berdiri di tepi pantai dan merasa sudah berhasil melihat ujung dunia. Sampai melalui perkataan ayah, kakek saya membawa saya berenang ke tengah lautan. Di sana saya sadar, saya hanya sebuah titik di hamparan laut yang luas. (ksh)
REFERENSI
Setiawan, M. (2018, 21 Juni). Antara Mengetahui dan Memahami. Diakses dari (https://www.kompasiana.com/mahbub-s/5b2aded416835f1aa46787d2/antara-mengetahui-dan-memahami)
