Mengawali bulan desember, kita memperingati hari AIDS Sedunia. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sedangkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kondisi yang terjadi ketika infeksi HIV telah mencapai tahap akhir, di mana tubuh tidak lagi mampu melawan infeksi dan penyakit. Berdasarkan prediksi Kementerian Kesehatan, jumlah orang dengan HIV (ODHIV) di Indonesia pada September 2023 adalah 515.455 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 88% atau 454.723 orang sudah mengetahui status HIV mereka. Dengan ini Kasus HIV/AIDS di Indonesia masih tergolong tinggi.
Sebagian besar penderita HIV di Indonesia adalah laki-laki, yaitu sekitar 62%. Sebagian besar penderita HIV di Indonesia berada di usia produktif, yaitu sekitar 69,9% pada usia 25-49 tahun. Kasus HIV pada ibu rumah tangga juga cenderung meningkat setiap tahun, yaitu sekitar 35% dari total kasus HIV di Indonesia. HIV dapat menular melalui hubungan seks yang tidak aman, penggunaan jarum suntik yang berulang, dan lainnya. WHO memperkirakan bahwa setiap 1 kasus HIV yang terdeteksi, ada sekitar 100-200 kasus lain yang tidak terdeteksi.
Orang - orang yang terjangkit HIV/AIDS disebut dengan ODHA atau Orang dengan HIV/AIDS. Menjadi ODHA memang tidak mudah. Selain rentan sakit, ODHA tak jarang juga mengalami tekanan hidup dan stres yang berat. Mengurangi stres adalah cara terpenting untuk menjaga pikiran dan fisik tetap sehat.
Mungkin beberapa dari kita dengan akal sehatnya menyuarakan bahwa kita tak perlu takut apalagi menjauhi ODHA. Namun tidak pasti apakah si pendengar ini akan melakukan apa yang disuarakan tersebut. Nyatanya kita semua masih terjebak dengan stigma ‘jika teman kamu sakit, jauhi sebelum tertular ke kamu’. Stigma atau pandangan ini yang terus berkeliaran di pikiran kita. Dari tahun ke tahun. Dari generasi ke generasi.
Misalnya saja ketika teman sebangku kamu terkena flu. Dengan otomatis kita mungkin akan diminta menjauh atau malah kita menjauh dengan sendirinya agar tidak tertular dengan teman kita. Sama akan ODHA ini, masyarakat masih takut akan tertular dengan HIV/AIDS. Perlu dipahami bahwa HIV/AIDS tidak dapat ditularkan melalui berjabat tangan, berpelukan, menghirup udara yang sama, makan dan minum dari gelas yang sama. Alat makan yang sama karena virus HIV mudah mati di udara bebas dan air liur tidak mengandung cukup virus untuk menularkan. HIV/AIDS hanya dapat menular melalui pertukaran cairan tubuh tertentu, seperti; Darah, Sperma, Cairan vagina, Cairan anus, ASI. Sayangnya, masyarakat masih was - was dan melupakan bagaimana cara HIV dapat menular.
Mungkin tak semua dari kita akan menghindari seorang ODHA. Balik lagi dengan kasus teman sebangku yang menderita flu. Jika kita masih mempunyai hati nurani maupun rasa empati, kita pasti akan menolong teman kita. Seperti memberi obat - obatan pereda flu, memberikan buah atau makanan sehat atau bahkan memberikan dukungan kepada mereka. Itu lebih baik bukan daripada menjauhi mereka? Tinggal bagaimana cara kita menjaga diri dan menjaga kebersihan tanpa menjauhi mereka.
Hal tersebut juga akan sama kasusnya dengan penderita ODHA. Daripada kita menjauhi apalagi mencemooh penderita ODHA, ada baiknya kita berbagi semangat kepada mereka. Jangan ragu mengikutsertakan ODHA dalam setiap interaksi sosial. Dengan ini mereka tidak akan merasakan dikucilkan. Satu di antara kita bisa saja terkena HIV, karena dimata AIDS semua orang sama saja. Orang dengan HIV dan AIDS tidak perlu ditakuti. Mereka adalah orang-orang seperti kita semua, dan masing-masing memiliki kisah untuk diceritakan. Orang-orang ini harus dibantu, dipeluk, dan tidak diberhentikan. Kita perlu membuka hati dan pikiran kita kepada mereka, dan kita mungkin belajar bahwa kita semua sama. (dcl)