“Tetap ada, tetap dijalankan, dan tetap bisa menjadi pionir utama mengenai pergerakan literasi,” tutur Arta Wibawa (21) tentang asanya selaku Duta Bahasa Provinsi Bali.
Kata Arta Wibawa, banyak orang yang kurang suka membaca. Tetapi, literasi justru tidak hanya membaca. Selain membaca, literasi dapat dilakukan dengan mendengar atau menonton. “Generasi muda harus tepat mencari audiens karena tidak semua generasi muda suka berkecimpung di dunia literasi,” jelasnya lagi. Arta Wibawa menyampaikan hal itu di sela-sela acara Grand Final Duta Literasi 2024 di SMA Negeri 3 Denpasar, Kamis (24/10). Acara ini diselenggarakan dengan tujuan memfokuskan dan mendorong gerakan atau kegiatan literasi di SMA Negeri 3 Denpasar.
Duta Literasi tahun 2024 merupakan ajang Duta Literasi pertama di Trisma. Sebelumnya, literasi pernah menjadi bagian dari Duta Trisma. Namun, tahun ini diputuskan bahwa literasi memerlukan pionir tersendiri untuk menggerakkan pentingnya kebahasaan dan literasi. “Literasi menurut saya memang harus berdiri sendiri agar bisa berfokus pada program literasi di sekolah ini,” komentar Anya Aeswarya selaku Duta Trisma Literasi 2023. Anya berpesan agar duta literasi yang terpilih tahun ini mampu menjalankan tanggung jawab dan wewenangnya. Tiap - tiap kelas mengusung calonnya masing - masing. Kegiatan ini melibatkan berbagai tahapan seleksi. Diantaranya pembuatan teks argumentasi, tes Ujian Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), wawancara hingga akhirnya tercetus lima pasang calon duta literasi terpilih yang akan mengikuti Grand Final Duta Literasi 2024.
Dalam acara ini, Arta Wibawa ditunjuk sebagai salah satu juri untuk menilai calon - calon Duta Literasi Trisma. Ia terpilih karena sebelumnya pernah melakukan seminar literasi di Trisma sebagai Duta Bahasa. Tiap - tiap calon memperlihatkan kemampuan terbaiknya. Baik dalam segi berbicara, bersikap, berpendapat terutama dalam menjelaskan program yang akan mereka jalankan. Menilai seorang duta literasi yang mumpuni merupakan tantangan. “Penilaian aku ada 4B. Brain, Beauty, Behavior, dan Brave,” tambah Arta Wibawa tentang kriterianya. Dengan penuh pertimbangan, ketiga juri yang terlibat mesti melakukan pemilihan insan yang paling tepat untuk menyandang gelar duta literasi.
Hingga terpilihnya Dewa Ayu Cetta Nirwasita dan Made Agus Dwipayana sebagai Duta Literasi Trisma 2024. Salah satu program calon kandidat duta literasi seperti Aksi Literasi Trisma. Program ini direncanakan oleh Dewa Ayu Cetta Nirwasita. Dalam dunia literasi, Ayu Cetta punya keterampilan public speaking yang baik dan punya pengalaman juara berbakat lomba membaca puisi, juara tiga dalam kompetisi esai, dan juara satu lomba karya tulis ilmiah. Menjadi seorang Duta Literasi tak hanya cukup dibekali dengan kemampuan. Dibutuhkan juga niat untuk mengedepankan literasi dan kebahasaan. Arta Wibawa menekankan agar duta literasi mampu menggencarkan Trigatra Bangun Bahasa. Utamakan bahasa Indonesia; lestarikan bahasa daerah; kuasai bahasa asing. (dcl/kay)