YOUTH SINEAS AWARDS kembali hadir di tahun ini untuk yang ke-10 kalinya. Sebuah pencapaian baru bagi kami, karena dengan waktu kurang dari 1 bulan YSA 10 berhasil melebarkan sayapnya menjangkau 61 kabupaten kota dan 16 provinsi (21 /6)
Kemeriahan puncak acara awarding Youth Sineas Awards, diselenggarakan secara online di platform youtube, pada Sabtu (21/6). Youth Sineas Awards atau lebih dikenal dengan nama YSA kini telah mencapai tahun ke-10. Acara ini diikuti oleh berbagai kalangan sineas muda di seluruh penjuru Indonesia dari Tingkat SMP, SMA/SMK, hingga perguruan tinggi. Tercatat sebanyak 209 judul film terdaftar, yang mengikuti YSA 10 tahun ini dengan 139 judul film fiksi dan 70 judul film dokumenter. Setelah terakhir dilaksanakannya YSA pada tahun lalu, tidak banyak perubahan rangkaian acara yang terjadi antara YSA 9 dan YSA 10.
Sebagai Ketua Panitia YSA 10, I Ketut Arijuna Aryawangsa (17) atau kerap dipanggil Juna menjelaskan, bahwa persiapan acara dimulai sejak Januari dengan penyusunan konsep hingga pembentukan kepanitiaan. Arijuna Aryawangsa menyebutkan bahwa tantangan terbesar yang dihadapinya adalah menentukan konsep acara dan mencari peserta dalam waktu yang terbatas. “Dinyusun konsep itu lumayan lama, karena dari awal Januari itu kayak bolak-balik gitu revisian. Habis itu, setelah selesai proposal, itu kan bentuk panitia, terus mulai dari nyari peserta itu, itu aja baru di awal mei awal atau akhir mei” jelasnya.
Dari segi teknis, tim panitia harus berjuang dengan keterbatasan perlengkapan studio seperti lighting dan kamera yang kurang memadai. Namun, berkat kerja sama tim dan anggota Madyapadma, masalah tersebut dapat diatasi, dan acara berhasil berjalan dengan lancar. Proses penjurian pun dilakukan secara ketat dan transparan dengan dua tahap, yakni kurasi dan penjurian oleh tiga juri. “Tahap 1 itu dari 2 kurator yang nonton dulu, terus nanti kurator ketiga di tahap 2 itu dia tinggal nyeleksi lagi dari hasil kurasi tahap 1” ucap pemuda yang memiliki hobi menonton film itu.
Sebagai salah satu panitia yang bertugas di bidang keuangan dan administrasi, Putu Dhanalakshmi Indira Putri (16) juga menceritakan bahwa pencarian sponsor dan peserta menjadi tantangan tersendiri baginya. “Dari pengumpulan peserta YSA menurutku cukup susah juga sih ya, karena dengan waktu pendaftaran yang cukup mepet jadi masih kurang lagi sedikit dari target yang ada” ujar gadis berzodiak sagitarius itu.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun ini adalah pengalaman pertamanya menjadi panitia acara sebesar ini, kerja sama tim membuat semua proses berjalan lancar hingga acara puncak. “Pesannya, semoga untuk YSA 11 nanti bisa mencapai target-target yang masih belum tercapai di YSA 10 ini, makin dikenal dan dipercaya lebih luas sama temen-temen” ucapnya.
Sementara itu, sebagai pemenang Jury Prize Rare Angon Award di YSA 10, Ida Ayu Asthi (16) mengungkapkan rasa syukurnya karena dapat meraih juara di ajang ini. “Saya merasa sangat bersyukur dan cukup terkejut, karena sejak awal saya melihat banyak peserta lain yang luar biasa dan kompetitif. Tidak akan menyangka bisa sampai di titik ini, apalagi ini adalah ajang lomba tingkat nasional. Rasanya campur aduk antara bahagia, haru, dan bangga atas usaha yang sudah saya dan tim lakukan.,” ujarnya.
Ayu Asthi menceritakan bahwa persiapan yang dilakukannya bersama timnya cukup intens, mulai dari menyusun konsep, riset, hingga proses pengambilan dan pengeditan gambar. Tantangan muncul dari keterbatasan waktu karena bertepatan dengan ujian sekolah serta kesulitan mencari narasumber. ”Saat film yang sudah kami susun harus melalui beberapa tahap revisi, jadi beberapa footage perlu diganti atau diperbaiki, jadi kami harus mencari kembali footage yang sesuai dengan narasi butuh ketelitian dan kesabaran ekstra” katanya.
Ayu Asthi berpendapat bahwa apabila diberikan kesempatan nantinya, ia ingin kembali ikut pada ajang perlombaan YSA ini ”YSA menjadi ajang perlombaan yang bergengsi di bidang perfilman, khususnya pelajar”. “Selain menantang kreativitas, lomba ini juga memberikan ruang yang luas untuk belajar, berproses, dan menuangkan ide secara nyata” tambahnya.
Sebagai penutup, Ketua panitia, Arijuna Aryawangsa, berharap YSA ke-11 nanti dapat digelar secara luring dan dengan waktu persiapan yang lebih panjang. “Kalau bisa biar timeline-nya itu dipanjangin lagi. Nggak cuma 1 bulan, 2 bulan. Kalau bisa 3-4 bulan lah biar lebih lama gitu dapet pesertanya” tutupnya. (awt/dya/kss)

