Madyapadma Journalistic Park - SMAN 3 Denpasar sukses meraih dua medali yaitu Juara Kedua bidang Sejarah dan Juara Harapan Dua bidang Matematika pada Lomba Peneliti Belia (LPB) Tingkat Nasional di Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Banten (5/12).
Gelar juara kedua bidang Sejarah dipersembahkan oleh Tim bidang Sejarah Madyapadma yakni I Dewa Ayu Anandhita Putri dan Ni Kadek Dewi Citra Lestari yang membawa penelitian mengenai “The Development and Characteristic of Sekar Rare (Balinese Children's Song) Lyrics from 1939 to 2024 and its casual factors”. “Saya memilih ide ini karena kebetulan saya adalah cucu dari seorang komposer (Alm. Ngakan Rai Lanus -red) sekar rare. Jadi saya penasaran ingin mengetahui lebih jauh sejarah sekar rare selama ini,” jawab Anandhita (17) percaya diri saat ditanya juri pada babak Grand final LPB Tingkat Nasional. Tak heran darah seni mengalir dalam tubuh Anandhita. Itu terlihat dari lantunan suara merdu Anandhita saat menyanyikan lirik beberapa sekar rare saat presentasi.
Bila Tim Anandhita percaya diri, sebaliknya Tim bidang Matematika Madyapadma yakni Sagung Bulan Biantari Hapsari dan Gede Naya Adipradnya yang membawa penelitian “Identification Of Fractal Geometry In Pelinggih Gedong At Taman Pule Temple, Gianyar Regency” mengaku agak deg-degan saat lomba. “Lihat poster penelitian-penelitian finalis bidang Matematika membuat perasaanku agak minder. Rumus-rumus matematika mereka canggih-canggih. Bukan rumus pelajaran anak SMA,” aku Bulan Biantari (16) di sela-sela lomba.
Perjuangan Bulan Biantari Hapsari, Naya Adipradnya, Anandhita Putri dan Dewi Citra Lestari tidak mudah. Hal itu karena mereka berjuang ketat bersama lebih dari 200 tim finalis LPB Nasional dari 172 sekolah se-Indonesia. LPB Nasional merupakan ajang lomba penelitian yang diselenggarakan oleh Center for Young Scientists (CYS) bekerjasama dengan Fakultas Teknik dan Informatika Universitas Multimedia Nasional (FTI - UMN). Para finalis yang hadir di kampus UNM adalah pemenang-pemenang dari tingkat provinsi masing-masing. Khusus dari SMA Negeri 3 Denpasar diwakilkan oleh 7 (tujuh) tim yang terdiri dari 6 (enam) tim Madyapadma Journalistic Park dan 1 (satu) tim dari Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) 3. Enam tim Madyapadma Journalistic Park terdiri dari I Dewa Ayu Anandhita Putri dan Ni Kadek Dewi Citra Lestari (Sejarah), Ni Nyoman Getas Iswarya Kundalini dan Ni Putu Dian Anggreni (Sosiologi), I Gusti Putu Agung Catur Parawangsa (Ekonomi), Sagung Bulan Biantari Hapsari dan Gede Naya Adipradnya (Matematika), Ni Kadek Dwi Cahyarani dan Made Bagus Satria Wibawa (Fisika), Gede Nararya Aruna Yoga dan I Ketut Arijuna Aryawangsa (Komputer). Sementara satu tim dari KIR-3 yaitu I Komang Satya Wijaya Putra dan I Wayan Nimai Pandita Dasa (Ilmu Hayati).
Perjuangan Tim Trisma
Perjuangan ketujuh tim ini tidak mudah. Dimulai dengan menjuarai LPB Provinsi Bali untuk mendapatkan tiket maju sebagai finalis di LPB tingkat Nasional. LPB Nasional 2024 dilaksanakan dalam 2 (dua) babak yaitu Babak Presentasi Poster dan Babak Grand Final (5 besar masing-masing bidang). Pada babak presentasi poster, juri memberikan penilaian pada penelitian peserta dengan dukungan media Extended Abstract dan poster penelitian. Setiap peserta akan berdiskusi dengan minimal 2 (dua) orang juri dan maksimal 3 (tiga) juri. Di babak ini menjadi penentuan, mana penelitian yang melaju pada babak Grand final.
Yang menjadi tantangan adalah kedua tahap presentasi tersebut dilaksanakan menggunakan bahasa inggris. Seperti yang dirasakan oleh Tim bidang Matematika Madyapadma yakni Sagung Bulan Biantari Hapsari dan Gede Naya Adipradnya. “Yang paling bikin melelahkan sebenarnya ngafal bahasa inggris. Aku dan Naya, jujur ga ada yang bagus dalam bahasa inggrisnya,” ujar Bulan Biantari (16). “Aku dan Naya begadang sampai jam tiga pagi di ruang tamu penginapan. Kalo ngantuk, tidurnya gantian biar ga berdua tidur,” tambah Bulan Biantari.
Selama pemasangan poster, Bulan Biantari merasa perasaannya menciut ketika melihat ide dan rumus matematika yang ada di poster penelitian peserta lain. Akibat hal itu, Sagung Bulan dan Gede Naya memutuskan untuk tidak menghafal apapun selama di tempat lomba. Hingga satu persatu juri mulai, mereka hadapi. Juri pertama berhasil mereka lewati dengan baik. Kemudian juri yang kedua, lebih memberi saran untuk kepada mereka. Juri kedua mengatakan bahwa penelitian yang dibawa oleh Tim Bulan Biantari sangat cocok dan dapat dibawa ke jenjang internasional. "Saat itu memang tidak diminta presentasi dan cuman diberi saran. Jujur aku lega dengar saran itu,” jelas Bulan Biantari . Dan di juri terakhir, membuat Bulan Biantari sukses khawatir. “Juri ketiga itu memberi kita kritik. Jujur setelah itu agak overthinking dan takut tapi senang karena penjurian poster sudah selesai,” tutur Bulan Biantari.
Berbeda dari tim Bulan Biantari dan Naya Adipradnya, Tim bidang Sejarah Madyapadma yakni I Dewa Ayu Anandhita Putri dan Ni Kadek Dewi Citra Lestari. Tim Anandhita Putri dan Dewi Citra Lestari berusaha menghafal dan memahami materi mereka dalam bahasa inggris. Selama presentasi poster, Tim Anandhita memaparkan penelitian mereka dengan baik. “Berjalan baik dan kedua juri bilang kalau penelitian kami bagus, jadi aku pede - pede aja,” kata Anandhita (17)
Tibalah di saat pengumuman 5 (lima) finalis yang maju ke babak final. Tim Bulan Biantari - Naya Adipradnya dan Tim Anandhita - Dewi Citra Madyapadma lolos dan maju ke babak Grand Final (5 besar). Keduanya berlatih dan menyiapkan presentasi terbaik mereka. “Saat Grand Final, aku sedikit minder. Keempat finalis yang lain jago bahasa Inggris, terus penelitian algoritma. Sedangkan aku etnomatematika sendiri,” ujar perasaan Bulan Biantari kala melihat presentasi dari tim lain. Diantara itu, yang paling membuat Tim Bulan Biantari kecewa dan terpukul ketika mereka tidak dapat menjawab dengan bahasa Inggris. Namun, keduanya berhasil melewati dengan kerja sama dan saling mendukung antara satu sama lain. Dengan perjuangan naik turun yang dilewati tim Bulan Biantari dan Naya Adipradnya mereka berhasil mendapatkan Juara Harapan 2 dalam Bidang Matematika.
Sementara itu, hal lain dirasakan oleh Tim Anandhita. Menurut Anandhita, presentasi yang membuat mereka berbeda dari peserta lain selain dari ide penelitian, yakni cerita di mengapa mereka meneliti topik tersebut. “Menurutku itu jadi tambahan poin bagi penelitian kami,” tambah Anandhita lagi. Tim Anandhita berhasil mendapatkan Juara 2 dalam bidang Sejarah. “Walaupun tidak semua tim (SMAN 3 Denpasar -red) mendapat penghargaan, tapi aku sangat bangga atas pencapaian dan usaha seluruh tim,” ungkap Anandhita mengakhiri percakapan. (dcl)