Previous Next

    Trisma sangat sibuk. Mengingat betapa penuhnya minggu-minggu ulang tahun sekolah. Sudah 48 tahun lamanya untuk mengukir cerita. Memahat sejarah baru. Mengingat jejak-jejak lama yang terlalui. Tawa dan gemuruh kebersamaan melukiskan kenangan baru. Dalam kebahagiaannya, dilakukan berbagai kegiatan menyambut HUT. Kegiatan jalan santai menjadi salah satu jawabannya.

    Di balik sorak sorainya, faktanya cuaca sedang tak berpihak. Langit justru bercat abu. Matahari sedang bersembunyi-sembunyi. Terkadang ada dan hilang. Namun, acara tetap berlangsung ditemani derasnya hujan. Walaupun hujan, api semangatnya masih ada! Euforianya sangat menyilaukan. Terbukti dengan kilau senyum di wajahnya. (wms/wan)

Judul Lagu: Autumn 

Penyanyi: NIKI 

Album: Nicole 

Rilis: 12 Agustus 2022 

Genre: Pop/Indie 

Label: 88rising 

     Autumn adalah salah satu lagu dari album Nicole yang menggambarkan perjalanan emosional seseorang dalam hubungan cinta yang kompleks dan penuh luka. Lagu ini membawa pendengar melalui momen-momen kehilangan, ketidakpastian, dan kerinduan, dengan nada melankolis yang khas. Lagu Autumn dari NIKI menceritakan tentang kompleksitas hubungan cinta yang menyakitkan dan penuh ketidakpastian. Lagu ini menggambarkan perasaan terombang-ambing, muak, dan kehilangan yang mendalam, perasaan dikhianati oleh pasangan yang telah meninggalkannya sendirian, keinginan mempertahankan hubungan namun juga merasakan kekecewaan yang berulang, konflik batin antara ingin melepaskan namun tetap mendambakan cinta pasangan. 

   Lagu ini juga menggunakan simbolisme yang dalam, seperti musim gugur yang melambangkan perubahan dan akhir. Musim gugur menandai berakhirnya musim semi yang penuh warna, yang sering diasosiasikan dengan perasaan sedih dan melankolis. Lirik “Autumn” ditulis dengan puitis dan emosional, mencerminkan gaya khas NIKI yang personal dan jujur. Beberapa lirik seperti “I carved my name into your ribcage” melambangkan kedalaman cinta dan rasa ingin memiliki, namun juga membawa kesan obsesif yang bisa menyakitkan. Kalimat seperti “Darlin', did you mean free from me?” menunjukkan rasa ketidakpastian dan keraguan tentang kesetiaan pasangan. Selain itu, bagian lirik “You promised home, the kind I'd never known” menyoroti harapan akan hubungan yang memberi rasa aman, tetapi berujung pada kekecewaan. Konflik batin tergambar jelas dalam “How do we stay afloat? When do I let go?” mengilustrasikan perjuangan untuk mempertahankan hubungan yang terasa semakin rapuh.

   Melodi lagu ini sederhana namun menyentuh, dengan dominasi gitar akustik yang lembut dan atmosfer musik yang introspektif. Pilihan aransemen minimalis membuat pendengar fokus pada emosi yang dibawakan oleh vokal dan lirik. Vokal NIKI di “Autumn” sangat menonjol, dengan ekspresi emosi yang mendalam. Intonasi lembutnya mampu menyampaikan rasa sakit, kerinduan, dan konflik batin secara autentik.

    Lagu ini menyampaikan pesan tentang menerima kenyataan dan berdamai dengan perubahan. Meskipun kenangan indah dari hubungan masa lalu masih membekas, lagu ini mendorong pendengarnya untuk melangkah maju meskipun itu sulit. Kelebihan dan kekurangan dari lagu "Autumn" adalah lirik yang personal dan penuh makna, melodi yang sederhana namun emosional, serta vokal NIKI yang menonjol dan penuh ekspresi. Namun, durasi lagu yang singkat dapat membuat beberapa pendengar merasa belum puas, dan aransemen yang minimalis mungkin terasa monoton bagi sebagian orang.

    "Autumn" adalah lagu yang dengan indah menggambarkan kerentanan hati manusia. Melalui lirik puitis dan melodi yang lembut, NIKI berhasil menyampaikan emosi yang dalam dan menyentuh. Lagu ini cocok untuk pendengar yang mencari musik introspektif dan penuh makna. (trn)

        Mengawali tahun dengan persiapan hari jadi seakan menjadi rutinitas warga SMA Negeri 3 Denpasar setiap tahunnya. Hari ulang tahun SMA Negeri 3 Denpasar yang jatuh pada 17 Januari diselingi dengan berbagai kegiatan menarik. Salah satunya ialah kegiatan bakti sosial. Tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, kegiatan bakti sosial ini berupa pembagian paket sembako yang berisi beras, gula, hingga minyak. Nantinya, paket sembako akan ditargetkan kepada masyarakat membutuhkan di suatu daerah. 

      Sebagaimana esensi sesungguhnya dari bantuan kemanusiaan tentu mesti berlandaskan keikhlasan. Bakti sosial adalah simbol kedermawanan yang tak hanya menghadiahkan kebahagiaan tetapi juga pengalaman. Namun, tanpa disadari kegiatan bakti sosial mulai menjauhi makna sesungguhnya. Mayoritas terjadi ketika bakti sosial tak lagi berdasarkan sukarela semata. Kegiatan yang seharusnya mulia mulai tercela akibat keserakahan oknum. Bagi mereka, bakti sosial adalah eskalator untuk mencapai puncak. 

     Bakti sosial mulai mempertanyakan maknanya. Sebab orang-orang lebih memilih melakukannya tanpa memahaminya. Tak jauh berbeda dengan kegiatan bakti sosial oleh SMA Negeri 3 Denpasar. Sekolah meminta tiap-tiap kelas untuk menyiapkan paket sembako lengkap dengan ketentuan dan spesifikasinya. Padahal makna sukarela adalah atas dasar kemauan sendiri dan tanpa paksaan. Sulit mengatakan hal ini sukarela apabila kebebasan dalam jenis kontribusi masih dibatasi. 

     Tanpa sadar, muncul beban sosial bagi warga sekolah untuk berpartisipasi. Padahal tak semua kondisi warga sekolah dapat disamaratakan. Bahkan ada beberapa yang jangankan menyumbang, berpikir untuk menghidupi diri di esok hari saja masih sulit. Ini perlu menjadi pertimbangan kedepannya. Karena akhirnya akan jatuh dan bertolak belakang dengan makna awal bakti sosial. 

     Kegiatan bakti sosial dibawa dengan tujuan yang baik. Tetapi realisasinya di lapangan tak selalu begitu. Koordinasi dalam ketentuan paket sembako mungkin mengefektifkan perencanaan kegiatan. Di sisi lain, makna keikhlasan menjadi abu. Pada akhirnya kemauan sekolah untuk mengadakan bakti sosial memang tidak salah. Namun, bentuk kegiatannya masih perlu dievaluasi. Bagaimana agar bakti sosial menjadi lebih bermakna dan personal bagi kedua pihak. Sekolah perlu membuktikan bahwa bakti sosial bukan sekadar ajang cuci nama, tetapi bentuk kemanusiaan. 

    Bakti sosial perlu disertakan dengan prinsip tertentu untuk menjaga definisinya. Bakti sosial harus transparan, mengedepankan akuntabilitas, bersifat adil, peduli, serta sukarela. Setidaknya ini yang perlu diperhatikan agar jangan sampai melenceng. Kedepannya sekolah dapat mempertimbangkan fleksibilitas dan komunikasi karena pihak yang terlibat bukan hanya guru tetapi seluruh warga sekolah termasuk para siswa. Bakti sosial bukan tentang materi tetapi kemanusiaan. Jangan sampai yang awalnya berniat membantu malah berakhir membatu. (kay)